Selasa, 30 Juni 2009

Satu Pasien HIV Dirawat di RSUD Landak


*Pria Usia 18 Tahun Warga Ngabang

NGABANG. Seorang pria usia 18 tahun, Ujang (bukan nama sebenarnya) warga di salah satu desa di Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak dinyatakan positif mengindap HIV (human immunodeficiency virus) dan sekarang masih di rawat di ruang isolasi RSUD Landak. Pria tersebut masuk rumah sakit 24 Juni lalu dan dinyatakan positif HIV dari hasil Labolaturium RSUD Soedarso Pontianak.

“Kita tahu pasien yang bersangkutan mengindap positif virus HIV karena hasil dari Soedarso. Karena awalnya sudah dirawat di sana, mungkin dari pihak keluarga merasa tak sanggup pembiayaan maka dibawa pulang ke Landak,” ujar Direktur RSUD Landak, drg. Krisman,M.Kes dikonfirmasi Equator ketika akan rapat di gedung DPRD Landak, Senin (29/6).

Pasien HIV tersebut, memang sudah sering masuk di rumah sakit, dan terakhir di Soedarso dibawa pulang pihak keluarga, karena di rumahnya kadang masih ada keluhan terhadap penyakit yang berbahaya itu, lalu di dibawa di RSUD Landak.

“Jadi untuk sementara kita rawat di ruang isolasi, pihak rumah sakit juga akan kerjasama dengan Dinas Kehehatan dan instansi terkait untuk menangani pasien ini, pastinya masalah pembiyaan dan memang sudah menggunakan pelayanan Jamkesmas,” terang Krisman.

Dari hasil pemeriksaan, pasien tersebut memang mengalami keluahn sakit kepala pusing, demam sudah lima bulan, nafsu makan menurun, berat badan menurun dan badan melemah. “Kondisi badannya menurun bagian pipinya sudah tak ada dagingnya lagi, dan jika dilihat dari kondisi bahan memang sudah mengarah ke AIDS,” kata Krisman.

Untuk sementara ini, pihak rumah sakit akan terus berusaha menjaga ruang isolasi agar tidak terkompinasi dengan pasien lain. Sehingga memang harus dilakukan perawatan khusus. “Kita dari pihak rumah sakit tentu untuk melayani semua pasien dan tidak ada diskriminasi,” kata Krisman.

RSUD Landak sendiri terus berbenah, bahkan jika dilihat saat ini berdasatkan survei di Kabupaten Landak hingga saat ini sudah ditemukan 18 kasus HIV/AIDS. Dan ini memang ibatat gunung es, jika dihitung sampai puncaknya mungkin lebih satu satu. Maka dari itu, semua instansi terkait sudah koordinasi untuk penanganan secara terpadu terhadap penjegahan penyakit yang tidak ada obatnya ini.

“Kita juga mengupayakan untuk sistem perpindungan bagi tenaga kesehatan yang merawat pasien dengan merencakan sesuai dengan standar dalam penangaan kasus khusus seperti HIV ini,” tandas Krisman. (rie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar