NGABANG.Tampaknya perintah Bupati Landak DR Drs Adrianus Asia Sidot Msi terhadap pimpinan dan pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Landak untuk memperbaiki dan memberikan pelayanan baik terhadap masyarakat, hanya dimasukan kuping kanan dan keluar kuping kiri. Buktinya, masih ditemui oknum pegawai terkesan bersikap arogan dan mengusir dua orang wartawan saat akan meliput pasien percobaan bunuh diri, Kamis (12/3) pukul 11.30 wib.
Peristiwa itu berawal, wartawan Equator dan Borneo Tribune menerima informasi dari masyarakar kalau ada orang yang berniat bunuh diri dengan cara minum Bayclin. Karena berita menarik, para kuli tinta itu langsung memacu sepeda motor dan menuju ruang IGD RSUD Landak. Rupanya benar, ada satu orang wanita yang sudah diperiksa beberapa petugas rumah sakit. Kami tidak langsung mengambil gambar dan hanya melihat, tapi tiba-tiba ada oknum petugas laki-laki menyapa dan bertanya. “Bapak siapa keluargnya kah, kalau tidak keluar,” ujarnya garang. Maka kami berdua kenalkan diri kalau kita berdua adalah wartawan. Namun, oknum petugas itu langsung diam dan mengatakan harus ada izin sesuai prosedur yang berlaku di rumah sakit, sambil menutup kain gorden pasien tersebut. Parahnya lagi, oknum petugas itu sambil mengomel dengan muka tidak bersahabat. “Siapa saja termasuk wartawan harus ada izin,” ucap oknum petugas itu.
Menyikapi masalah ini, Ketua Aliansi Reporter Landak (ARL) Heri Irawan SP sangat menyayangkan tindakan oknum petugas rumah sakit yang tidak menghargai tugas jurnalistik. Padahal, wartawan tersebut sudah mengenalkan identitas sebagai wartawan tapi malah diusir. “Saya sangat menyayangkan masih ada seorang pegawai yang seharusnya menjadi contoh malah tidak baik sikapnya,” tegas Heri.
Terpisah, anggota DPRD Landak Adrianus Yanto Nunus SH MH juga menyayangkan tindakan oknum petugas rumah sakit yang telah melakukan pengusiran terhadap warwatan. Diminta direktur RSUD yang baru agar melakukan tindakan terhadap para petugas yang moralnya tidak baik sebagai pelayan.
“Kita minta kepada Direktur RSUD yang baru saja dilantik, harus bisa menjalin komunikasi dengan masyarakat termasuk kawan-kawan jurnalis. Apalagi mereka dalam menjalankan tugasnya,” ujar Nunus legislator Partai Golkar ini.
Ia menambahkan, jika kiranya berita yang akan diliput wartawan tidak bisa dipublikasi. Bisa saja petugas memberikan penjelasan dengan baik-baik kepada para wartawan jangan main usir. Untuk diharapkan sekali lagi kepada direktur yang baru agar bisa membenahi pelayanan yang lebih baik. “Pimpinan baru jangan malah tidak baik imegenya,” ujar Nunus.
Sementara itu Direktur RSUD Landak drg.Krisman, M.Kes dikonfirmasi Equator seusai mendapat pengusiran dari anak buahnya, tidak bisa komentar banyak. “Saya lagi ada rapat di kantor Bappeda, siapa yang mengusir,” ujarnya singkat. (rie)
Selasa, 30 Juni 2009
Oknum Petugas RSUD Landak Arogan
Satu Pasien HIV Dirawat di RSUD Landak
*Pria Usia 18 Tahun Warga Ngabang
NGABANG. Seorang pria usia 18 tahun, Ujang (bukan nama sebenarnya) warga di salah satu desa di Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak dinyatakan positif mengindap HIV (human immunodeficiency virus) dan sekarang masih di rawat di ruang isolasi RSUD Landak. Pria tersebut masuk rumah sakit 24 Juni lalu dan dinyatakan positif HIV dari hasil Labolaturium RSUD Soedarso Pontianak.
“Kita tahu pasien yang bersangkutan mengindap positif virus HIV karena hasil dari Soedarso. Karena awalnya sudah dirawat di sana, mungkin dari pihak keluarga merasa tak sanggup pembiayaan maka dibawa pulang ke Landak,” ujar Direktur RSUD Landak, drg. Krisman,M.Kes dikonfirmasi Equator ketika akan rapat di gedung DPRD Landak, Senin (29/6).
Pasien HIV tersebut, memang sudah sering masuk di rumah sakit, dan terakhir di Soedarso dibawa pulang pihak keluarga, karena di rumahnya kadang masih ada keluhan terhadap penyakit yang berbahaya itu, lalu di dibawa di RSUD Landak.
“Jadi untuk sementara kita rawat di ruang isolasi, pihak rumah sakit juga akan kerjasama dengan Dinas Kehehatan dan instansi terkait untuk menangani pasien ini, pastinya masalah pembiyaan dan memang sudah menggunakan pelayanan Jamkesmas,” terang Krisman.
Dari hasil pemeriksaan, pasien tersebut memang mengalami keluahn sakit kepala pusing, demam sudah lima bulan, nafsu makan menurun, berat badan menurun dan badan melemah. “Kondisi badannya menurun bagian pipinya sudah tak ada dagingnya lagi, dan jika dilihat dari kondisi bahan memang sudah mengarah ke AIDS,” kata Krisman.
Untuk sementara ini, pihak rumah sakit akan terus berusaha menjaga ruang isolasi agar tidak terkompinasi dengan pasien lain. Sehingga memang harus dilakukan perawatan khusus. “Kita dari pihak rumah sakit tentu untuk melayani semua pasien dan tidak ada diskriminasi,” kata Krisman.
RSUD Landak sendiri terus berbenah, bahkan jika dilihat saat ini berdasatkan survei di Kabupaten Landak hingga saat ini sudah ditemukan 18 kasus HIV/AIDS. Dan ini memang ibatat gunung es, jika dihitung sampai puncaknya mungkin lebih satu satu. Maka dari itu, semua instansi terkait sudah koordinasi untuk penanganan secara terpadu terhadap penjegahan penyakit yang tidak ada obatnya ini.
“Kita juga mengupayakan untuk sistem perpindungan bagi tenaga kesehatan yang merawat pasien dengan merencakan sesuai dengan standar dalam penangaan kasus khusus seperti HIV ini,” tandas Krisman. (rie)